Jumat, 03 Mei 2013

ASKEP Kasus Infeksi

Kelompok 3

ANALISIS DATA

Data
Etiology
Problem
DO
-perawat membuka perbannya terdapat luka apendik yang ditandai dengan kalor, dollor, rubor dan tumor
-TTV= TD : 120/80 mmHg, S : 39,0 C, N : 80 x/menit, RR: 19 x/menit

DS
-pasien mengatakan nyeri dan panas

-Proses infeksi











-Nyeri akut
DO
-perawat membuka perbannya terdapat luka apendik yang ditandai dengan kalor, dollr, rubor dan tumor
-TTV= TD : 120/80 mmHg, S : 39,0 C, N : 80 x/menit, RR: 19 x/menit

DS
-pasien mengatakan nyeri dan panas

-Proses inflamasi
-Hipertermi
 
Masalah Keperawatan = nyeri akut
Diagnosa: Nyeri berhubungan dengan proses infeksi

Masalah Keperawatan= Hipertermi
Diagnosa: Panas berhubungan dengan proses inflamasi

Diagnosa
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
Rasional
Nyeri berhubungan dengan proses infeksi, yang ditandai dengan :
DO
-perawat membuka perbannya terdapat luka apendik yang ditandai dengan kalor, dollr, rubor dan tumor
-TTV= TD : 120/80 mmHg, S : 39,0 C, N : 80 x/menit, RR: 19 x/menit

DS
-pasien mengatakan nyeri dan panas

Tupan
-Nyeri hilang

Tupen
-Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam, rasa nyeri berkurang, dengan kriteria hasil: DO (tidak terdapat luka apendik, suhu normal dengan skala 36,5 C)
DS (pasien mengatakan tidak merasakan nyeri dan panas lagi)

-Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

-Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri, suhu, ruangan, cahaya
-Kurangi faktor pencetus nyeri

-Tingkatkan istirahat

-Kolaborasi dengan dokter jika masalah nyeri belum teratasi
-Pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan, perubahan akan karakteristik menunjukkan terjadinya abses, memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi

-Menurunkan faktor yang mempegaruhi nyeri

-Nyeri dapat diatasi sedini mungkin dengan menemukan faktor presipitasi

-Mencegah nyeri dan meningkatkan penyembuhan

-Menurunkan rasa nyeri sebelum nyeri terjadi
Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi, yang ditandai dengan :
DO
-perawat membuka perbannya terdapat luka apendik yang ditandai dengan kalor, dollr, rubor dan tumor
-TTV= TD : 120/80 mmHg, S : 39,0 C, N : 80 x/menit, RR: 19 x/menit

DS
-pasien mengatakan nyeri dan panas

Tupan
-Tidak terjadi hipertermi

Tupen
-Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam, dengan kriteria hasil:
DO (suhu normal dengan skala 36,5 C)
DS (pasien mengatakan tidak merasa panas lagi)
-Instruksikan klien untuk mengurangi ketebalan pakaian da menjaga pakaian serta seprai tetap kering

-Instruksikan klien untuk mengawasi suhu dirumah dan berikan asupan asetaminofen tiap 4 jam sesuai instruksi jika suhu melebihi 39,0 C

-Instruksikan klien untuk membatasi aktivitas fisik dan meningkatkan frekuensi periode istirahat selama 2 hari berikutnya

-Instruksikan klien untuk meningkatkan masukan cairan oral
-Mendorong kehilangan panas melalui konduksi dan konveksi

-Antipiretik menurunkan titik pengaturan

-Aktivitas dan stress meningkatkan laju metabolisme, sehingga meningkatkan produksi panas

-Cairan yang hilang membutuhkan penggantian